Seumur hidup Alif tidak perna menginjakan tanah di luar rana Minangkabau. Masa kecilnya dilalui dengan berburu durian runtuh di rimba Bukit barisan, main bola disawah dan mandi di air biru Danau maninjau
Hepi, perantau bujang yang menyalakan dendam di tepi danau. Martiaz, ayah yang pecah kongsi dengan anaknya di simpang jalan. Datuk, kakek yang ingin menebus dosa masa lalu di tengah surau. Pandeka Luko, pahlawan gila yang mengobati luka lama di rumah usang. Apakah “alam terkembang jadi guru” menjadi amanat hidupnya? Mungkinkan maaf dan lupa menjadi penawar bagi segenap luka? Ikuti petualang…